Setiap aku ingin
mulai menulis semua ide dan kata-kata selalu saja menghilang entah menguap ke
mana. Padahal beberapa menit sebelumnya banyak sekali hal yang berkecamuk dan
ingin segera punya wujud dalam setiap kata yang aku ciptakan. Selalu saja
seperti itu setiap kali aku ingin menulis sesuatu, tentang kamu.
Aku bingung harus
memulai dari mana. Ketakutan demi ketakutan seakan menyeruak semacam ketakutan jikalau
apa yang aku suarakan tak membuat kamu nyaman. Aku dan kamu, sengaja aku ingin
menulis dengan kata ganti itu, aku ingin bicara sebagai individu tanpa sekat
dan batas.
Lagi dan lagi aku
kehabisan kata, membuat waktu terbuang percuma. Aku harus berbicara apa ?
Bukankah maksud dari
surat ini hanya memindahkan apa yang aku rasakan kedalam sebuah coretan ?
Tapi dan lagi aku
merasa kosong.
Benarkah semua yang
kita jalani ini telah berlangsung selama satu tahun ? tidak-tidak, sudah hampir
13 bulan kah ? apakah waktunya sesingkat itu, hingga rasanya aku masih belum
bisa mengenalmu ?
Tapi perasaan ini,
sesuatu yang tumbuh sejak pesan singkat itu datang telah menjalani takdirnya
lebih dari angka satu yang kita rayakan – bahkan adakah momen perayaan saat itu
? – adakah penantian yang aku hindari selama satu tahun sebelum hubungan kita
bisa disebut lama atau kah sama singkatnya dengan hubungan kita ?
Aku bahkan tidak
bisa menjawab serentetan pertanyaan yang entah pada siapa aku tujukan, dan aku
sungkan jika kamu pun bersedia untuk menjawabnya.
Ada banyak macam
perasaan yang selama ini tumbuh, entah itu perasaan terlalu bahagia, haru,
lelah, marah, atau jenuh, aku kembali tidak tahu.
Tapi setiap aku mengingat mu, ada rasa hangat yang sangat nyaman
sekaligus rasa sesak yang kembali membuat sudut mata ku menghangat.
Aku mencintai kamu,
sejak dulu, sejak takdir tak sengaja hanya memberi sedikit hiburan padamu untuk
sedikit mengenalku.